Kamis, 17 September 2009

SAATNYA MERESTORASI DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA


Bangsa yang korup ialah bangsa yang memperlakukan pendidikan sebagai proyek ekonomi.mungkin inilah kata mutiara yang paling tepat di tujukan kepada keadaan dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini.investasi bangsa ini lewat dunia pendidikan dari tahun ke tahun semakin parah dan tidak pernah mendapatkan penanganan yang komperhensif.jika Departement Agama dikenal sebagai tempat jual-beli dan korupsi haji,sedangkan Departement pendidikan nasional juga lebih banyak di kangkangi oleh para pedagang proyek pendidikan.
Pendidikan nasional harus mengalami umstellung vom grund aus(perubahan dari akar-akarnya).bila hal ini tidak di lakukan maka penyelewengan dalam dunia pendidikan yang selama ini terjadi justru akan semakin berlipat ganda dengan banyaknya anggaran yang dapat membiayai penyelewengan-penyelwengan itu.selain itu sistem pendidikan dan pengajaran di Indonesia harus juga di ubah,karena selama ini sistem pendidikan dan pengajaran yang di laksanakan di lembaga-lembaga pendidikan selama orde baru hingga kini mempunyai watak instrumental yang kuat,dan hampir tidak mempunyai efek emansipatoris yang di tekankan dalam latihan-latihan di lembaga pendidikan adalah pembentukan ketaatan kepada otoritas,kepada guru,kepada peraturan sekolah dan dalam tingkat makro berarti ketaatan kepada kekuasan negara.
Sistem pendidikan di Indonesia tidak membebaskan seseorang dari kengkangan lingkungan yang sempit,tidak membuka cakrawala dunia baru dan tidak memberi inspirasi.sistem pendidikan itu juga tidak membuat seseorang sanggup berfikir mandiri,membuat pertimbangan sendiri dan menerima konsekuensi perbuatanya dengan berani.sistem pendidikan di Indonesia tidak memberi kesempatan berfikir secara bebas karena anak didik tidak boleh mencari jawaban lain yang mungkin berbeda dari yang telah di tentukan,meskipun bisa saja jawaban itu benar.mereka di haruskan berfikir hanya dalam kerangka jawaban yang sudah di persiapkan dan memilih satu di antaranya.kreatifitas anak didik tidak di rangsang dan ketundukan amat di utamakan pekerjaan pengajar sangat di permudah karena ada standarisasi jawaban.standarisasi jawaban ujian hanyalah turunan derivative dari regimentasi pendidikan dan pengajaran yang berasal dari penyeragaman politik pada masa orde baru yang masih di pertahankan di dalam dunia pendidikan kita hingga saat ini.
Maka dengan mengangkat segala jasa baik orde baru dalam memperluas kesempatan pendidikan tetap juga harus di catat dua watak pendidikan nasional yang amat mencolok hingga saat ini.petama,pendidikan dan pengajaran di lembaga pendidikan memberi perhatian besar terhadap pembentukan ketundukan terhadap kontrol oleh otoritas dan kekuasaan.kedua,pendidikan di Indonesia lebih membela pengajar sebagai representasi penguasa dengan mengorbankan para murid sebagai representasi warga negara dan masyarakat.
Padahal jika kita menginginkan negara ini dapat sejajar dengan negara-negara maju yang ada di dunia maka seharusnya yang kita “Revolusi” untuk pertama kalinya adalah sektor pendidikan karena dengan majunya sektor pendidikan maka sektor-sektor lain seperti politik,ekonomi dan hukum akan mengikuti dengan sendirinya.tapi sangat ironis nasib dunia pendidikan di Indonesia sampai dengan saat ini karena dana belanja negara yang di anggarkan untuk sektor ini masih di bawah dana anggaran untuk membiayai kepentingan militer,politik dan subsidi untuk bahan bakar kendaraan. belum lagi dana yang terkesan pas-pasan itu di korupsi oleh para mafia pendidikan dari mulai tingkat lembaga pendidikan sampai dengan tingkat Departement pendidikan nasional.sehinnga dunia pendidikan yang terkesan “alakadarnya” ini hanya akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang alakadarnya pula atau”generasi premature” yang tidak siap menghadapi era- globalisai antar bangsa yang semakin ketat dewasa ini.oleh sebab itu Restorasi dunia pendidikan sangat amat di perlukan untuk kemajuan bangsa dan negara ini di masa yang akan datang.


SALAM PERLAWANAN
YANUAR.A.PUTRA

Tidak ada komentar: